Skip to main content

Posts

Teori asam basa berserta contohnya

Dalam teori asam-basa, terdapat beberapa teori yang umum dipakai, yaitu teori Arhenius, teori Bronsted Lowry dan teori Lewis. Teori Arhenius  Teori Arhenius menyatakan bahwa asam adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen ( H + ) atau ion hidronium( H 3 O + ) Contoh: HCI(aq)→ H +  + C - HNO 3 (aq)→ H +  +  NO 3 - Teori ini juga menyatakan bahwa basa adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH) Contoh: NaOH(aq)→Na +  + OH - KOH(aq)→K +   + OH - Teori Bronsted-Lowry Teori Bronsted-Lowry menyatakan bahwa asam adalah zat yang bertindak sebagai pendonor proton (memberikan proton) pada basa. Asam→Basa konjugasi +  H + Adapun basa adalah zat yang bertindak sebagai akseptor proton (menerima proton) dari asam. Basa +  H +  →Asam konjugasi Teori Lewis Teori Lewis menyatakan bahwa asam adalah suatu zat yang bertindak sebagai penerima (akseptor) pasangan elektron. Sedangkan, basa adalah suatu

Bencana dan Manfaat Keberadaan Gunung Api

Bencana yang ditimbulkan gunung api antara lain sebagai berikut : 1) Bahaya langsung, berupa letusan gunung yang disertai hamburan abu, bom, batu apung, aliran lumpur, dan lava. 2) Bahaya tidak langsung, merupakan bencana yang terjadi karena adanya aktivitas gunung api, misalnya gelombang pasang (tsunami), gempa vulkanik, perubahan muka tanah, hilangnya sumber air tanah, dan sebagainya. 3) Munculnya gas-gas yang berbahaya, seperti asam sulfida (Has), sulfur dioksida (so2), dan monoksida (CO) 4) Bahaya lanjutan seperti perubahan mutu lingkungan fisik (gerakan tanah, longsoran, guguran batuan, dan sebagainya). 5) Letusan besar sebuah gunung berapi dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan hilangnya harta benda bagi penduduk di daerah sekitarnya. 6) Letusan gunung berapi dapat menimbulkan banjir lahar, baik lahar panas maupun lahar dingin. Lahar ini dapat merusak semua benda di sekitar daerah yang dilaluinya. Adapun manfaat gunung api antara lain sebagai berikut: 1) Seba

Gejala Pravulkanik dan Pascavulkanik

Gejala Pravulkanik Gejala pravulkanik atau ciri-ciri gunung api akan meletus antara lain sebagai berikut: 1) Peningkatan temperatur di area sekitar kawah. 2) Banyaknya sumber mata air yang mengering 3) Seringnya terjadi gempa. 4) Binatang-binatang dari puncak gunung yang turun ke daerah lereng gunung. 5) Adanya suara gemuruh dari dalam gunung. Gejala Pascavulkanik Setelah gunung api beristirahat atau bahkan mati, kadang-kadang masih terdapat gejala yang menunjukkan sisa aktivitas vulkanisme. Gejala ini dinamakan gejala pascavulkanik. Gejala-gejala ini antara lain sebagai berikut: 1) Munculnya sumber air panas. 2) Munculnya sumber air mineral, yaitu sumber air yang mengandung larutan mineral. Air dari tempat ini sering kali dijadikan obat karena mengandung mineral. 3) Munculnya geyser, yaitu sumber air panas yang muncul secara berkala. 4) Munculnya sumber gas (ekhalasi), antara lain solfator, fumarol, dan mofet.

Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun secara kimiawi sehingga menjadi berbeda dari batuan induknya. Proses perubahan batuan metamorf dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain suhu yang tinggi, tekanan yang kuat, dan waktu yang lama. Batuan metamorf terdiri dari tiga jenis yaitu sebagai berikut: a. Batuan metamorf kontak adalah batuan yang terbentuk akibat pengaruh suhu yang tinggi. Contoh batuan metamorf kontak adalah batu marmer (berasal dari batugamping/batu kapur), pualam, dan antrasit. b. Batuan metamorf dinamo adalah batuan yang berubah karena pengaruh tekanan yang sangat tinggi, dalam waktu yang sangat lama, dan dihasilkan dari proses pembentukan kulit bumi oleh tenaga endapan. Batuan metamorf dinamo banyak ditemukan pada daerah-daerah patahan dan lipatan yang tersebar di seluruh dunia. Contoh batuan metamorf dinamo adalah batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate), batu bara, batu pasir, dan batu asbak. c. Batuan

Batuan Beku (Igneous Rock)

Batuan beku atau igneous rock adalah batuan hasil pembentukan cairan magma, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi, sehingga tekstur yang terbentuk sangat bergantung pada kondisi pembekuannya.      Magma panas yang bergerak dari dalam bumi ke permukaan, makin lama makin dingin dan akhirnya membeku membentuk batuan beku. Batuan beku mempunyai ciri homogen dan kompak, tidak ada perlapisan, dan pada umumnya tidak mengandung fosil. Batuan beku dapat dibedakan berdasarkan tempat pembekuannya. Berdasarkan tempat pembekuannya, batuan beku dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut: a. Batuan Beku Dalam (Plutonik) Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi, ukuran mineral besar dan berbutir kasar. Contohnya dan gabro. Granit mengandung kuarsa, feldspar, hornblende, dan mika, tekstur rata. Diorit tidak mengandung kuarsa, tekstur rata. Gabro merupakan batuan yang di dalamnya terdapat mineral berwarna gela

Tingkat keanekaragaman hayati

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen Keanekaragaman hayati tingkat gen adalah variasi atau perbedaan penampilan individu-individu dalam satu varietas atau tas dalam satu spesies. Keanekaragaman tingkat terjadi secara alami terjadi akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman tingkat gen secara buatan dapat terjadi melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga. Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting). Prinsip keanekaragaman tingkat gen : a. Menekankan pada variasi artinya ia masih satu jenis tetapi macamnya beda. Jika yang b

Pengertian Litosfer dan Manfaatnya bagi Kehidupan

1. Pengertian Litosfer Litosfer merupakan bagian luar bumi yang berfungsi sebagai pembungkus. Litosfer berasal dari kata lithos yang artinya batuan dan sphere yang artinya lapisan. Unsur penyusun litosfer adalah oksigen (46,6%), silikon (27,7%), aluminium (8,1%), besi (5%), kalsium (3,6%), natrium (2,8%), Kalium (2,6%), dan magnesium (2,1%). Litosfer disebut juga sebagai lapisan kulit bumi. Kulit bumi ini tidaklah merata. Kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal daripada di bawah samudra. Kulit bumi berkaitan dengan relief bumi. Relief bumi ini mempunyai bentuk yang bervariasi. Jika kita melakukan pengamatan di atas gunung atau daerah yang lebih tinggi, maka kita akan melihat relief bumi yang bervariasi, dari gunung, lembah, dataran rendah, sungai, dan lain-lain. Ketampakan relief bumi ini tidaklah sama antara masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Relief ini banyak mengalami perubahan bentuk, baik dalam waktu yang sangat cepat maupun lambat. Bumi terdiri dari tiga la