1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Keanekaragaman hayati tingkat gen adalah variasi atau perbedaan penampilan individu-individu dalam satu varietas atau tas dalam satu spesies. Keanekaragaman tingkat terjadi secara alami terjadi akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman tingkat gen secara buatan dapat terjadi melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.
Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting).
Prinsip keanekaragaman tingkat gen:
a. Menekankan pada variasi artinya ia masih satu jenis tetapi macamnya beda. Jika yang berbeda itu dikawinkan tetap menurunkan keturunan fertil.
b. Dalam penulisan sistem tata nama ganda (binomial nomenclature). Keanekaragaman genetik ini terlihat pada penamaan dua nama dalam aturan penulisan spesies sama, artinya dua organisme itu ditulis dengan nama yang sama. contoh Kelapa kopy (Cocos nucifera) dan kelapa gading (Cocos nucifera).
2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis
Keanekaragaman hayati tingkat jenis (spesies) adalah variasi atau perbedaan sifat dan penampilan antarindividu yang berbeda spesies dalam satu familia. Keanekaragaman hayati tingkat jenis terbentuk karena perbedaan struktur, dan jumlah gen, perbedaan habitat dan cara hidup.Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada tumbuhan atau hewan, dapat dilihat melalui ciri-ciri fisiknya. Misalnya, bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan hidup dan lain-lain. Contoh: Keluarga kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau dan kacang buncis. Ciri-ciri yang berbeda pada keluarga kacang-kacangan tersebut dapat kita lihat pada ukuran tubuh atau batang (ada yang tinggi dan pendek); kebiasaan hidup (tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk buah dan biji, warna biji, jumlah biji, serta rasanya yang berbeda.
Prinsip keanekaragaman tingkat jenis :
a. Jika anggota makhluk yang berbeda itu dikawinkan, tidak lagi menurunkan keturunan (steril)
b. Penulisan nama spesies dalam binomial nomenklatur kedua organismenya tidak sama, misal kucing (Felis familiaris), singa (Felis leo). Jadi, jika sama dalam tingkat genus itu merupakan keanekaragaman spesies.
3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem ditandai dengan adanya variasi makhluk hidup yang berbeda-beda. Keanekaragaman ekosistem terjadi karena adanya perbedaan komponen abiotik suatu lingkungan misalnya, letak pada garis lintang dan bujurnya, ketinggian tempat, iklim, kelembaban, suhu, kondisi tanah dan sebagainya.
Contoh :
Di daerah dingin terdapat bioma tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdapat bioma taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub. Sedangkan di daerah tropis, memiliki flora dan fauna yang beraneka ragam
Comments
Post a Comment